Wednesday, November 15, 2006

Pandangan Islam terhadap Trinitas

Bagaimana pandangan Islam terhadap azas Trinitas?

Islam dengan tegas menolak azas ini Kitab Suci Al-Qur'an menyatakan; "Katakan, Tuhan adalah satu, dan padaNya segala sesuatunya bergantung. Dia tidak memperanakkan dan tidak diperanakkan, dan tidak ada yang sama dengan Dia." 112:1-4 "Dan mereka berkata: Tuhan yang Pemurah itu, mengambil anak. Sesunggahnya kamu telah membuat perkara yang luar biasa. Hampir langit pecah karenanya, dan bumi hancur, dan gunung-gunung runtuh binasa. Karena mereka menyatakan bahwa Tuhan Yang Pemurah mempunyai anak. Dan tiadalah sepatutnya Tuhan Yang Pemurah itu mengambil anak." 19:88-92.

Mengapa Islam menolak dengan tegas azas Trinitas?

Islam menolak Trinitas, sebab sifat keayahan dari Tuhan pada setiap kehidupan atau zat mati adalah tidak dapat dimengerti pada istilah jasmani, dan merendahkan konsep Tuhan. Dia adalah tidak terbatas dan juga tidak bertubuh, dan dia mencakup seluruh alam semesta. Dia tidak mempunyai teman hidup, guna memiliki anak seperti makhluk hidup yang lain Sifat keayahan(kebapakan), jiwaNya pada setiap jiwa atau ruh juga tidak dapat diterima bila hal itu diartikan lain daripada zat pencipta jiwa atau ruh. Tidak ada hubungan yang dapat diterima antara Tuhan dan setiap zat yang lain, lain daripada hubungan antara Pencipta dan ciptaanNya.

Dengan perkataan lain, zat yang lain akan berdiri sendiri (bebas) dari Tuhan, dan dia akan menjadi kawanNya. Sekarang bila menganggap anak disatukan dengan Tuhan, hal ini akan menjadi seperti bila saya nyatakan bahwa anak saya si Ali dan saya adalah satu. Bila pernyataan yang demikian adalah benar, saya akan menjadi ayah dari diri saya sendiri, sebab saya adalah anak saya sendiri, Ali. Dan anak saya, Ali, akan menjadi anak dari dirinya sendiri, sebab dia adalah saya. Jadi, Tuhan akan menjadi ayah dari diriNya sendiri, dan anakNya akan menjadi anak dari diriNya sendiri.

Tuhan adalah tidak, dan tidak dapat menjadi ayah dari setiap kehidupan atau zat mati bila keayahannya digunakan untuk arti yang sebenarnya. Bila kata itu digunakan di dalam arti kiasan, artinya bahwa Tuhan adalah sebagai berbelas kasih pada kehidupan yang diciptakanNya sebagai Ayah, maka Dia tidak akan hanya menjadi Ayah dari satu orang tetapi Ayah dari seluruh manusia. Dan ini adalah apa yang dapat dimengerti dari sembahyangnya orang Kristen "Ayah kita, kepandaianmu di langit (sorga) ..." Tetapi, walaupun bersatu, pemakaian arti kiasan dari kata ini adalah bertentangan dengan Islam sebab hal itu menyesatkan dan mengacaukan pada orang-orang. Orang-orang Islam, tidak menggunakan hal itu.

Penjelasan diatas menunjukkan bahwa orang-orang Islam tidak mempercayai ke-Tuhanan Yesus, apakah anda mempunyai bukti yang jelas terhadap kesalahan ketuhanannya?

Kita tidak perlu membuktikan kesalahan ketuhanan Yesus atau Muhammad atau setiap mahluk hidup yang lain. Tetapi bila anda mendakwa ketuhanan seseorang di samping Tuhan, anda perlu membuktikan dakwaan anda. Untuk menjelaskan hal ini, anda adalah seorang manusia. Bila seseorang menyangka bahwa anda adalah malaikat, dia harus membuktikannya. Saya tidak perlu membuktikan bahwa anda adalah seorang manusia sebab anda nampak seperti seorang manusia. Seseorang yang menyangka bahwa anda malaikat harus membuktikannya apa yang ia sangka, sebab sangkaannya bertentangan dengan arti umum dan bertentangan dengan kebenaran yang nyata (yang sebenarnya).

Bila seseorang menyatakan bahwa Yesus atau Muhammad adalah seseorang dan bukan Tuhan, dia sesuai dengan arti umum yang tampak kebenarannya. Yesus hidup seperti seorang manusia, kelihatan sebagai seorang manusia, tidur seperti manusia, makan seperti manusia, dan digoda seperti manusia yang lain. Tidak ada dari kebenaran-kebenaran ini yang memerlukan bukti.

Dugaan Yesus itu tuhan bertentangan dengan arti umum. Untuk ini, dia dan tak seorangpun, telah mengadakan bukti untuk sangkaannya. Meskipun orang-orang Islam tidak bermaksud mengumpulkan bukti-bukti untuk menolak ketuhanan Yesus, mereka dapat menunjukkan lebih dari satu bukti:
1. Yesus adalah penyembah yang baik. Tentu dia menyembah Tuhan, bukan dirinya. Ini bukti bahwa dia bukan Tuhan tetapi hanya pesuruh Tuhan.

2. Sesuai dengan tiga Injil, kata-kata Yesus yang terakhir adalah: "Tuhanku, Tuhanku mengapa engkau meninggalkan saya?" Seseorang yang mempunyai Tuhan, maka dia bukanlah Tuhan.

3. Tuhan senantiasa hidup, tetapi Yesus dapat meninggal (mati). Tuhan adalah Maha kuasa, tetapi Yesus digoda.

Mengapa kita tidak dapat memandang Yesus sebagai Tuhan ditilik dari sudut kewajibannya dan sebagai manusia dari segi badannya?

Mempunyai tubuh dan ruh (jiwa), tidak hanya dimiliki oleh Yesus, sebab setiap manusia memiliki kedua-duanya. Anda memiliki ruh (jiwa) dan tubuh dan demikian pula saya. Dan tidak ada dari ruh-ruh kita yang mati, karena ruh kita akan melanjutkan hidup setelah kita mati. Tetapi hal ini tidak membuat setiap dari kita adalah Tuhan, dan demikian halnya dengan Yesus.

Tetapi Yesus tidak seperti kita. Dia, menurut Qur'an dan Injil, dilahirkan dari seorang Ibu tanpa Ayah. Apakah ini tidak dimaksudkan bahwa dia lebih daripada manusia?

Dilahirkan dari seorang ibu tanpa ayah tidak membuat Yesus lebih daripada manusia. Adam diciptakan tanpa ayah dan ibu, dan itu tidak membuat dia lebih daripada manusia.

Dari Kitab Suci al-Qur'an: "Sesungguhnya perumpamaan (kejadian) Isa di sisi Tuhan seperti kejadian Adam, dijadikan dari tanah, lalu Tuhan mengatakan kepadanya: Jadilah, lalu jadi" 3:59

Baik Yesus maupun Adam kedua-duanya adalah bukan Tuhan sebab mereka bukan pencipta alam semesta.


Bagaimana kita tahu bahwa dia bukan pencipta alam semesta?

Para ahli ilmu pengetahuan menyatakan bahwa bintang-bintang berumur lebih dari empat billion tahun umurnya, dan Yesus dilahirkan kurang dari dua ribu tahun yang lalu. Bagaimana mungkin alam semesta yang setua itu diciptakan oleh Pencipta yang sedemikian muda?